Mengeksplorasi Planet Mars bukan hal aneh bagi astronaut. Planet merah itu agaknya memang menyimpan sejuta misteri. Setelah seputar kandungan air yang mungkin ada di planet itu diteliti, baru-baru ini hal itu terus menjadi bahan diskusi karena masih panjang urusannya. Apalagi, ternyata terdapat fenomena baru, yaitu ternyata Mars memancarkan radiasi.
EKSPLORASI – Pesawat ruang angkasa Mars Odyssey tengah mengeksplorasi Planet Mars untuk meneliti kemungkinan adanya radiasi berbahaya di planet tersebut.
Radiasi di Planet Mars disinyalir sangat kuat. Itu dapat membahayakan jiwa astronaut yang dikirim untuk mengeksplorasi planet merah tersebut. Mengenai radiasi di planet tersebut, ilmuwan di lembaga ruang angkasa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, sepertinya tidak mungkin ada kehidupan atau makhluk asing sebangsa extraterrestrial yang bisa bertahan hidup di sana karena radiasi dimaksud.
Tingginya kadar radiasi baru-baru ini tengah diteliti oleh proyek penelitian yang menggunakan pesawat ruang angkasa Mars Odyssey (MO). "Selain menghitung radiasi, MO sekaligus memperkirakan kemungkinan adanya makhluk asing yang mampu hidup di planet yang berdebu dan berhawa dingin itu," ujar Cary Zeitlin dari the National Space Biomedical Research Institute di Houston kepada CNN baru-baru ini.
Menurutnya, kalau benar ada radiasi di sana, dampaknya cukup besar bagi segala penelitian di planet itu. "Kenyataan itu tidak mengenakkan, terutama berkaitan dengan lingkungan alam di planet itu," kata Cary.
Berkaitan dengan penelitian tersebut, pesawat ruang angkasa MO mengambil gambar dan data yang bisa memberi kesimpulan kemungkinan ada radiasi itu. Kesimpulan tentang radiasi itu pun akhirnya bisa diperoleh, setelah data dari proyek MO seharga US$ 300 juta itu diolah di laboratorium propulsi NASA.
Selain radiasi, ilmuwan yang meneliti planet merah tersebut juga menjelaskan bahwa Mars mengandung mineral dan elemen yang membentuk permukaan planet itu.
Bahkan partikel itu bisa menjadi indikator bahwa pada bagian utara planet tersebut lebih banyak mengandung air ketimbang belahan bagian selatan.
Sementara itu, di sekitar kutub utara planet dimaksud, air yang membeku menguasai kawasan dimaksud hingga 75 persen.
"Sekitar tiga kaki di atas lapisan air yang membeku itu terdapat lapisan tanah subur. Kami sebetulnya membicarakan tentang lapisan es dengan sedikit campuran kotoran yang ada di sekitar itu," kata William Boynton, seorang ilmuwan yang mengikuti misi MO itu.
NASA membicarakan tentang misi ke Mars tersebut berkaitan dengan kemungkinan para astronaut bisa menggunakan es yang ada di planet itu untuk air minum, bahan dan oksigen untuk bernapas.
Temuan tentang radiasi tersebut adalah hal baru yang mengindikasikan bahwa planet itu sebetulnya cukup berisiko untuk dijadikan tempat tinggal bagi makhluk hidup, terutama manusia.
Kendati demikian, risiko paling tinggi dalam hal eksplorasi di planet Mars adalah kemungkinan kecelakaan pesawat ruang angkasa yang mengangkut para astronaut ke dan dari planet itu. Demikian kata pemimpin program eksplorasi Mars Society, Robert Zubrin.
"Radiasi itu sendiri sebetulnya merupakan sesuatu yang sangat luar biasa dan mungkin bertujuan menyurutkan minat untuk mengeksplorasi planet itu," katanya.
Berdasarkan penelitian tersebut, Planet Mars terus dibombardir oleh radiasi dari galaksi dalam jumlah besar yang secara periodik dilakukan matahari. Radiasi akan memberi dampak pada para astronaut dalam orbitnya dan secara efektif dosisnya bahkan 2,5 kali lebih besar daripada radiasi yang diterima manusia di bumi yang diakibatkan oleh bahan-bahan kimia dan alat elektronik. "Hasil perbandingan itu didapat dari the international space station," kata Cary
Misi selama tiga tahun itu menurut rencana akan memberi wacana kepada astronaut bahwa ada radiasi di planet itu. Maksudnya, untuk mengetahui batas radiasi tertentu yang direkomendasikan aman bagi astronaut.
Lingkungan dan wilayah yang beradiasi di permukaan Planet Mars sebenarnya masih diteliti. Tetapi, kemungkinan risikonya sama saja di semua lokasi, walaupun lapisan tipis atmosfer pada planet merah itu akan memberi beberapa perlindungan. "Radiasi itu kelihatannya sangat berbahaya," komentar ilmuwan MO, Jeffrey Plaut.
Kekhawatiran yang paling dirasakan astronaut sewaktu berada di planet itu adalah kemungkinan secara periodik yang diakibatkan proses alami, yaitu proses pembakaran yang terjadi saat Mars garis edarnya sejajar dengan matahari. Sinar matahari akan mengubah partikel yang ada. Fenomena seperti itu terjadi juga di bumi. Hanya saja medan magnet global pada atmosfer bumi akan melawan radiasi.
Observasi yang dibuat akhir tahun lalu menunjukkan bombardir radiasi sinar matahari kepada planet itu setidaknya baru berakhir setelah lebih dari satu minggu.
"Secara ringkas, astronaut di planet Mars akan hanya mendapat efek radiasi itu dalam jumlah terbatas selama ada penahan radiasi," kata Cary.
Menurutnya, hal itu sebetulnya bisa diatur selagi pesawat ruang angkasa itu masih memblokir wilayah radiasi dimaksud.
Misi MO itu diharapkan selesai dalam waktu 18 bulan, tetapi kemungkinan misi itu masih akan dilanjutkan.
"Apalagi pesawat ruang angkasa itu dilengkapi bahan bakar yang memungkinkan tetap ada pada orbitnya selama lebih dari 20 tahun," jelas Jeffrey Plaut. (N-5)